Pemilu dan Logistik Pemilu

JALURBERITA - Pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah kabupaten Tolikara, Papua, siap dilaksanakan hari ini, Rabu (11/4). Kemarin, Selasa (10/4), penyaluran logistik telah mencapai 90 persen. Ketua DPRD Tolikara Nikodemus Kogoya mengatakan sempat ada sedikit permasalahan saat penyaluran kotak suara di tiga distrik, yakni Yoganeri, Kubu, dan Dundu. Hanya saja dengan sosialisasi dan pendekatan akhirnya bisa diterima dengan baik.


Add caption
"Boleh dikatakan sudah lebih 90 persen penyaluran logistik Pemilu Kada. Besok, Rabu, dipastikan pemungutan suara akan berlangsung," katanya, saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (10/4).emukakan Nikodemus, warga Tolikara pada dasarnya sangat antusias menggunakan hak pilihnya dalam pemilu kada nanti. Bahkan, mereka yang sempat mengungsi keluar Tolikara saat bentrokan bulan Februari lalu, kini sudah kembali semuanya.aya juga memberikan apresiasi pada pihak keamanan, yang berperan besar dalam penyaluran logistik Pemilu Kada," ujarnya.
Menurut Nikodemus Kogoya, saat pelaksanaan Pemungutan suara, Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Syafitri dan Kapolda Papua Irjen Bigman Lumban Tobing akan turun langsung di Karubaga (ibu kota Tolikara) untuk melihat langsung prosesnya. "Ini membuktikan pihak keamanan beri perhatian penuh pada Pemilu Kada Tolikara. Kami sangat senang dengan perhatian ini," katanya. (MC/OL-10) http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/11/311984/290/101/Pemilu-Kada-Tolikara-Siap-Digelar
Logistik Pemilu
Logistik Secara Etimologi logistik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Logistikos”, yang berarti terdidik/ pandai dalam memperkirakan. Menurut literatur yang pertama-tama menggunakan istilah logistik adalah Angkatan Perang Amerika dalam perang dunia kedua, adapun pengertian yang diberikan saat itu terbatas pada usaha atau kegiatan yang berhubungan dengan gerakan perbekalan manusia di medan pertempuran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1988, pengertian logistik adalah pengadaan, perawatan, distribusi, penyediaan, (untuk mengganti), perlengkapan, perbekalan dan ketenagaan. Segi ilmu kemiliteran mengenai pengadaan, perawatan, dan transportasi peralatan, perbekalan dan pasukan. Segala persiapan dan tindakan yang diperlukan untuk memperlengkapi pasukan dengan alat-alat dan peralatan, agar dapat berperang di kondisi yang paling baik. Penanganan segala bentuk seluk beluk di operasional.
Keberadaan logistic sangat di tentukan oleh peran pengerak yaitu SDM yang melaksanakannya. Dalam manajemen terdapat 5 unsur M yaitu man, money, materiil, machine  dan  method. Dalam rangka terselenggaranya fungsi-fungsi manajemen di dalam logistik, maka penyelenggaraannya dilakukan melalui fungsi-fungsi logistik dimana rangkaian fungsi-fungsi tersebut saling kait-mengkait, merupakan suatu siklus logistik (logistic cycle) yang meliputi fungsi-fungsi : perencanaan (planning), penentuan kebutuhan (recruitment), penganggaran (budgeting), pengadaan (procurement), penyimpanan dan penyaluran (storage dan distribution), pemeliharaan (maintenance), penghapusan (disposal) dan pengendalian (controlling).
Manajemen Logistik menurut Donald J. Bowersox adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para  langganan. Manajemen logistik juga merupakan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lokasi, fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, pengurusan dan penyimpanan. Intisari manajemen logistik adalah untuk mencapai integrasi yang berimbang dari seluruh komponen sistem logistik.
Dalam logistik terdapat 3 (tiga) elemen logistik yang sangat dominan yaitu materiil, fasilitas dan jasa. Khusus dalam materiil logistik masih dikelompokkan berdasarkan pendekatan fungsi teknis dan komoditinya yaitu kelompok materiil peralatan (Pal), kelompok materiil komunikasi elektronika (komlek), kelompok materiil bekal kesehatan (Bekkes) dan kelompok materiil bekal umum (Bekum).
Dari hasil pengamatan ada beberapa kelemahan dalam logistic diantaranya dalam Perencanaan : (1) dalam perencanaan belum dilaksanakan secara maksimal berkaitan dengan perencanaan pengusulan kebutuhan materiil peralatan dalam mendukung kegiatan operasional. (2) Penentuan skala waktu prioritas sasaran belum sepenuhnya sejalan dengan kepentingan operasional.
Dalam Pengadaan yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan materiil berupa jenis, kualitas, dan kuantitas belum dapat terealisasi sepenuhnya karena sangat tergantung dari ketersediaan anggaran. Selain itu permasalahan yang lain adalah diperoleh materiil peralatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan operasional dan jenis materiil belum di pahami.
Secara umum Asas logistik yang berlaku secara universal meliputi : (a) Logistik akan senantiasa mengikuti dan menyesuaikan secara terus menerus terhadap kebutuhan operasional dan perkembangan tehnologi. (b) Logistik harus senantiasa bertumpu pada kemampuan ekonomi atau mendasarkan pada kemampuan anggaran yang disediakan oleh pemerintah. (c) Logistik harus senantiasa patuh dan mengikuti/mempedomani ketentuan/perundangan yang berlaku.
Selain asas logistik dalam penyelenggaraan logistik juga harus menggunakan prinsip logistik yang dikenal dengan 7(tujuh) tepat yaitu :  (a) Tepat Mutu adalah tolak ukur diperolehnya materiil, fasilitas dan jasa yang memenuhi persyaratan teknis/persyaratan operasional berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan.(b) Tepat Jenis yaitu tolak ukur diperolehnya materiil, fasilitas dan jasa yang memenuhi persyaratan teknis/persyaratan operasional berdasarkan syarat-syarat tipe (SST) atau berdasarkan spesifikasi teknis dengan memperhatikan standard mutu yang telah ditetapkan.(c) Tepat Jumlah adalah sebagai tolak ukur diperolehnya materiil, fasilitas dan jasa dalam jumlah yang tepat sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan kebutuhan yang diperhitungkan.
(d) Tepat Waktu adalah tolak ukur diperolehnya materiil, fasiltas dan jasa dalam waktu tepat sehingga memungkinkan terealisasinya dukungan logistik baik dalam rangka pembinaan kekuatan maupun dukungan logistik dalam rangka penggunaan kekuatan. (e) Tepat Tempat adalah tolak ukur teralokasinya materiil, fasilitas dan jasa pada tempat yang tepat sehingga memungkinkan terealisasinya dukungan logistik yang efektif bagi pelaksanaan tugas pokok organisasi, terwujudnya kesiapansiagaan serta terciptanya kondisi siap operasional dengan memperhatikan faktor geografi dan faktor lain yang ikut menentukan.
(f) Tepat Harga adalah sebagai tolak ukur diperolehnya materiil, fasilitas dan jasa dengan harga yang competitive dan sebanding dengan harga standard atau harga perhitungan sendiri (HPS) yang telah ditetapkan serta dapat dipertanggungjawabkan. (g) Tepat Guna adalah tolak ukur terealisasinya distribusi materiil, fasilitas dan jasa pada pemakai yang tepat dan mengetahui prosedur, penggunaan/ pemakai/ pengoperasian yang tepat memungkinkan terwujudnya dukungan logistik yang optimal.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama