Jalurberita.com Kepemimpinan strategik yang lebih
lazim disebut juga kepemimpinan visioner harus mampu berpikiran menuju masa
depan dan memiliki kepemimpinan yang efektif dan komunikatif, untuk itu menurut
penulis dibutuhkan empat keseimbangan. Pertama
pemimpin harus berhubungan secara terampil
dengan pimpinan dibawahnya dan anggota dalam berorganisasi yang pada
umumnya anggota oragnisasi atau bawahannya mengharapkan bimbingan, dorongan dan
motivasi.
Kedua pimpinan harus memanfaatkan lingkungan eksternal
secara maksimal dan berhubungan secara terampil dengan pihak-pihak di luar
organisasi sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan organisasinya. Ketiga
pemimpin harus mampu membentuk dan mempengaruhi semua aspek organisasi sesuai
dengan harapan undang-undang yang berlaku dan mengikat perusahaan dan intansi.
Keempat pemimpin harus cerdik dalam menyiasati masa
depan, yaitu memperkirakan dan menyiapkan perkembangan yang cenderung memiliki
implikasi kritis terhadap organisasi. Sebagai pemimpin yang bersipat
kepemimpinan strategik harus memiliki kreatifitas dan inovasi dalam rangka menemukan solusinya.
Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam tulisan
ini penulis mencoba menerapkan 11 prinsip yang dikemukakan oleh Casey Fitts Hawley dalam bukunya ”201
cara untuk mendorong setiap karyawan berkinerja bintang”. Memberikan gambaran
bagaimana caranya meningkatkan kinerja karyawan sehingga lebih berproduktif
dalam mendorong pertumbuhan sebuah perusahaan. Menurut pandangan penulis, ada
titik kesamaan antara karyawan, buruh, Pemda, aparat kepolisian dan lainya.
Sama-sama memiliki tujuan meningkatakan kinerja organisasi. Adapun upaya dalam
meningkatkan kinerja organisasi yang didasarkan kepada 11 prinsip yang
kemukakan oleh Casey Fitts Hawley adalah sebagai berikut :
Tidak ada orang yang
menerima suatu pekerjaan untuk gagal.
Seorang Pimpinan memberikan tanggung jawab kepada
setiap karyawan, personil dan personil akan mengambil tanggungjawabnya dengan
harapan besar dapat sukses melaksanakan tugasnya. Jika salah satu personil
tersebut tidak sukses, berarti ia kekurangan salah satu dasar pemicu kinerja
yang dapat mendorong personil tersebut meraih kesuksesan. Pemicu kinerja
personil, antara lain : (a) Kejelasan kinerja yang dibebankan kepada personil,
karyawan atau kejelasan apa yang harus dikerjakan oleh seorang personil,
karyawan. (b) Gambaran yang jelas mengenai seperti apa kinerja yang bagus atau
sesuai dengan harapan / keinginan pimpinan / organisasi . (c) Adanya pemahaman
bahwa ada kesenjangan antara kinerjanya dan kinerja yang diharapkan pimpinan /
organisasi.
Orang termotivasi oleh dua
hal : ketakutan atas hukuman dan harapan akan imbalan.
Seorang pimpinan harus mampu menciptakan bentuk
kepemipinan yang menjadikan personil menjadi takut kalau-kalau terkena hukuman
dan mampu memberikan harapan akan imbalan akibat dari kinerja yang diberikan
personil kepada organisasi. Dengan adanya rasa ketakutan atas hukuman dan
harapan akan imbalan maka kinerja organisasi akan meningkat.
Masalah kinerja kecil yang diabaikan sejak awal
akan menjadi masalah besar dan dapat menulari karyawan yang berkinerja bagus. Seorang
pimpinan organisasi harus mampu memberikan koreksi kepada personil / bawahannya
yang memperlihatkan kinerja buruk atau diluar etika profesi sehingga tidak
menulari kepada personil lainya.
Jika anda melakukan apa
yang selalu anda lakukan, anda akan mendapatkan apa yang selalu anda dapatkan.
Seorang pimpinan organisasi hendaknya tidak anti
terhadap pendekatan baru untuk mengubah perilaku dan meningkatkan kinerja.
Dewasa ini, harapan seorang personil tinggi. Tidak puas dengan hanya
menduplikasi kinerja di masa lalu. Organisasi mencari berbagai cara untuk
mendapat produktivitas yang lebih tinggi. Abraham Moslow, pendiri cabang ilmu
perilaku, pernah berkata, ”Bagi orang yang hanya mempunyai palu, segala sesuatu
akan tampak seperti paku.” Demikian pula, jika seorang pimpinan telah mencapai
hasil kinerja dengan lima metoda yang sama selama bertahun-tahun, pimpinan
tersebut akan mengira bahwa kelima metoda itu menyimpan jawaban terhadap semua
masalah kinerja.
Setiap orang ahli dalam
satu bidang, kuncinya adalah menemukan apa yang menjadi keahlian setiap orang.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan pimpinan
untuk meningkatkan kinerja adalah dengan mengubah lingkungan, peralatan,
penugasan, atau sejumlah faktor eksternal lain
dan bukan mengganti personil, karyawan. Pimpinan lebih diarahkan untuk
menyelaraskan tugas dengan ’bakat alam’ personil. Jika seorang pimpinan melihat
bawahanya lebih ahli dibidang mediasi, maka tempat ia sebagai ahli terdepat
ketika terjadi unjuk rasa. Baik unjuk rasa perburuhan, Pemilu dan lainya.
Anda tidak dapat memuaskan
seorang bos atau pimpinan yang tidak tahu apa yang diinginkannya.
Seorang pimpinan harus mampu mendiskrpsiskan
mengenai keinginan pimpinan tersebut kepada
personilnya. Dalam hal ini meminta personil untuk memenuhi kinerja yang
diharapkan tanpa deskripsi yang jelas mengenai seperti apa kinerja yang ’baik’
itu, serupa dengan meminta seorang pemanah membidik lingkaran tengah tetapi
melarangnya melihat targetnya. Pertama, para pimpinan harus memahami citra yang
konkret tentang seperti apa kinerja yang baik itu dan kemudian memberi gambaran
kepada personil. Baik legalitas hukumnya, jenjang kariernya dan lainya. Bagi
sejumlah personil, memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja yang baik
adalah satu-satunya yang dibutuhkan.
Kadang-kadang tindakan yang
terbaik adalah tidak bertindak sama sekali
Pimpinan disarankan berhenti sejenak dan
mempertimbangkan pilihan yang sangat berharga untuk tidak bertindak sama
sekali. Sejumlah perilaku anggota yang tidak produktif bersifat temporer dan
merupakan akibat dari situasi tertentu di tepat kerja atau di rumah. Jika
anggota tersebut telah terbukti berharga di masa lalu, membiarkannya mengoreksi
perilakunya sendiri mungkin adalah tindakan yang paling efisien untuk
mengembalikannya pada kinerja puncak. Seorang pimpinan harus mampu menguasai
psikologi personilnya, sehingga tahu bentuk karakter dari setiap personil yang
menjadi bawahnya.
Menangkap basah atau
melihat dengan kepal sendiri orang yang sedang melakukan sesuatu yang benar.
Betapa mudahnya nenunjuk kelemahan dan
ketidaksempurnaan kinerja dan betapa sulitnya menunjukkan bahwa seorang anggota
bekerja dengan baik. Pada tahun-tahun belakangan, manajemen telah menyadari
bahwa fokus berulang pada kesalahan karyawan akan menanamkan gambaran kinerja
yang buruk dalam benak anggota. Akan lebih efektif untuk menunjukkan kinerja
yang bagus, mengakuinya dan membesar-besarkannya. Dengan terus menunjukan
prestasi yang besar, maka harapan akan mengulang kembali tentang prestasi
tersebut akan tercapai.
Anda akan mendapatkan
kinerja yang lebih hebat dengan bekerjasama daripada dengan menginjak orang
lain.
Kepemimpinan yang aktif dan kuat merupakan sesuatu
yang penting, namun sikap menghargai kemitraan dan komunikasi yang selalu dua
arah merupakan sikap yang tidak kalah
penting. Kemitraan adalah satu-satunya cara untuk mencapai kinerja puncak dalam
jangka panjang.
Perlakukan yang berbeda
untuk orang yang berbeda.
Salah satu revolusi paling berharga pada dekade
terakhir dalam bidang pendidikan adalah penerapan berbagai gaya belajar untuk
mencapai hasil yang lebih efektif. Pemimpin Polres haruslah pandai dalam
mengamati anggotanya, apakah seorang anggotanya berbakat di lapangan, pembuat
sistem, pandai berbicara ataupun kecondongan-kecondongan lainnya.
Anda tidak boleh ”ngomong
doang” anda harus terjun langsung.
Seorang pimpinan harus menjadi leader dalam segala
kegiatan yang di programkannya. Anggota atau
personil dewasa ini mengharapkan otentisitas dalam diri pemimpin. Jika pimpinan
meminta standar yang tinggi, baik dalam etika, produksi, atau kualitas, maka
pimpinan juga harus mendemonstrasikan komitmennya terhadap standar tersebut. Gambar
inset google