Kecerdasan Emosi dan Urgensi Kecerdasan Emosi

elitkita.com-Kecerdasan  adalah  kesanggupan  manusia  untuk  menyesuaikan  diri  dengan keadaan-keadaan yang baru dengan cepat dan tepat”. Sementara “emosi adalah sifat perasaan  atau  keadaan  jiwa.  Emosi  ini  ada  dua  macam,  yaitu  emosi  positif (senang, gembira), dan emosi negatif (takut, cemas, sedih, marah)” (Djalaluddin, dkk., 1981: 45 dan  81).  Menurut  Cooper,  R.K.  dan  Sawaf,  A.  (1999:  xv)  “Kecerdasan  emosi  adalah kemampuan  merasakan,  memahami  dan  secara  efektif  menerapkan  daya  dan kepekaan  emosi  sebagai  sumber  energi,  informasi,  koneksi  dan  pengaruh  yang manusiawi.”

Menunurt  Daniel  Goleman  (1999:  512)  “kecerdasan  emosi  menunjuk  kepada  suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri , dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain”. Kecerdasan emosi menentukan potensi seseorang untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis  yang  didasarkan  pada  lima  unsur  tersebut  di  atas.  Kecakapan  emosi  adalah kecakapan  hasil  belajar  yang  didasarkan  pada  kecerdasan  emosi  dan  karena  itu menghasilkan kinerja menonjol dalam pelajaran.

Berdasarkan  pengertian-pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri dan perasaan orang lain (positif atau negatif), kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri dan menata dengan  baik  emosi-emosi  yang  muncul  dalam  dirinya  dan  dalam  berhubungan dengan  orang  lain.  Kecerdasan  emosi  menggambarkan  suatu  kemampuan  yang walaupun berbeda namun berfungsi melengkapi kecerdasan kognitif seseorang (IQ).

Urgensi Kecerdasan Emosi
Menurut  Daniel  Goleman  (1999:  51)  “para  ahli  ilmu  jiwa  menyebutkan  bahwa  IQ mempunyai peran sekitar 20% dalam mementukan keberhasilan hidup, sedang 80% sisanya  ditentukan  oleh  faktor-faktor  lain,  di  antara  yang  terpenting  adalah kecerdasan  emosi”.  Dalam  kehidupan  banyak  sekali  masalah  yang  tidak  dapat dipecahkan  semata  dengan  menggunakan  kemampuan  intelektual  seseorang.

Kematangan  emosi  ternyata  sangat  menentukan  keberhasilannya.  Dengan  kata  lain, kecerdasan  emosi  mempunyai  kontribusi  yang  sangat  besar  dalam  mencapai keberhasilan  hidup.  Menurut  Steven  J.  Stein  dan  Howard  E.  Book  (2002:  34), “kecerdasan  emosi  berperan  langsung  dalam  keberhasilan  pekerjaan  sekitar  27-45%”.

“Berbeda  dari  kebanyakan  pemikiran  konvensional,  emosi  kini  tidak  lagi  dipandang sebagai  sesuatu  yang  bersifat  positif  atau  negatif,  tetapi  berlaku  sebagai  sumber energi, autentisitas, dan semangat manusia yang paling kuat, dan dapat memberikan kita  sumber  kebijakan  intuitif”  (Cooper,  R.K.  dan  Sawaf,  A.,  1999:  xv).

Pada kenyataannya,  perasaan  memberi  kita  informasi  penting  dan  berpotensi menguntungkan  setiap  saat.  Umpan  balik  inilah—dari  hati,  bukan  kepala—yang menyalakan  kreativitas,  membuat  kita  jujur  dengan  diri  sendiri,  membangun hubungan  yang  saling  mempercayai,  memberikan  panduan  nurani  bagi  hidup  dan karier,  menuntun  kita  ke  kemungkinan  yang  tak  terduga,  dan  malah  bisa menyelamatkan diri kita atau organisasi dari kehancuran.

Tentu  saja  tidak  cukup  hanya  memiliki  perasaan.  Kecerdasan  emosi  menuntut  kita untuk  belajar  mengakui  dan  menghargai  perasaan pada  diri  kita  dan  orang  lain dan  untuk  menanggapinya  dengan  tepat,  menerapkan  dengan  efektif  informasi  dan energi  emosi  dalam  kehidupan  dan  pekerjaan  sehari-hari.  Ketika  kita  menggunakan bukan  hanya  otak  analitis  kita  tapi  juga  emosi  dan  intuisi,  indra  dan  kecerdasan emosi kita akan membuat kita mampu menarik dalam seketika ratusan pilihan atau skenario yang mungkin untuk menghasilkan pemecahan terbaik dalam waktu hanya beberapa  detik,  bukannya  berjam-jam.  Penelitian  mengindikasikan  bukan  hanya kecepatan  proses  ini  tetapi  kemungkinan  jawaban  yang  baik  atau  lebih  baik  yang akan  ditemukan  oleh  orang  yang  menggunakannya  daripada  mereka  yang  hanya semata-mata bergantung pada intelektualitas.

“Kecerdasan  emosi  bekerja  secara  sinergis  dengan  keterampilan  kognitif.  Orang orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya”. (Cooper, R.K. dan Sawaf, A., 1999: xxxvii).  Makin  kompleks  pekerjaan,  makin  penting  kecerdasan  emosi.  Kekurangan kecerdasan  emosi  dapat  menyebabkan  orang  terganggu  dalam  menggunakan keahlian teknis atau keenceran otak yang mungkin dimilikinya. Guru yang cerdas dan terampil, dengan demikian, akan sangat sukses dalam melaksanakan tugas mulianya kalau didukung oleh kecerdasan emosi yang tinggi. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama