elitKITA.com
- Materi sistem informasi geografis yang diajarkan terdiri dari 4 topik, yaitu:
pengertian, komponen, tahapan kerja, dan fungsi analisis dalam perencanaan
pembangunan. Keempat topik tersebut diduga lebih mudah dipahami oleh siswa jika
menggunakan bantuan multimedia pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Mayer
(2001) mengatakan bahwa ”multimedia mempermudah siswa dalam memahami materi”.
Multimedia pembelajaran bergerak pada sisi kognitif sedangkan permainan
tradisional lebih mengarah ke karakter siswa.
Lebih lanjut
Sujarno, dkk (2013) juga mengungkapkan ”permainan tradisional mengandung
nilai-nilai positif bagi pembentukan karakter anak, misalnya nilai sportivitas,
kejujuran, keuletan, kesabaran, dan kerjasama”. Seriati dan Hayati (2010: 4)
menyampaikan ”keterampilan yang digunakan untuk mempertahankan suatu hubungan
yang positif dalam interaksi sosial, yang diperoleh melalui proses belajar dan
bertujuan untuk mendapatkan hadiah atau penguat dalam hubungan interpersonal”.
Dalam hal
ini, perpaduan multimedia pembelajaran dan permainan tradisional membawa efek
positif bagi siswa. Media pembelajaran edukatif yang bersifat alamiah, justru
telah hadir ribuan tahun yang lalu, yang berangkat dari akar tradisi dan alam
secara sinergis yang dinamakan permainan tradisional. Materi Sistem Informasi pada
buku teks cenderung belum disertai media pembelajaran yang representatif dan
memiliki tingkat ketercernaan materi cukup rendah.
Menurut
Purwanto, dkk (2000) hanya memuat banyak definisi-definisi yang menuntut
hafalan. Karena demikian banyaknya konsep yang terdefinisikan, penggunaan
multimedia merupakan suatu keharusan.Penyampaian multimedia bersamaan dengan
permainan tradisional diyakini akan membuat sebuah pengalaman belajar yang
menyenangkan. Hasil analisis materi Sistem Informasi Geografismenyatakan bahwa
siswa membutuhkan perpaduan multimedia pembelaja berpikir sistematis, (2)
menarik perhatian siswa, dan (3) menumbuhkan minat belajar siswa.
Multimedia
mengajak siswa menjadi lebih aktif.Hasil penelitian Fleming dan Levie (dalam
Munir, 2008) mengatakan”penggunaan multimedia akan memberikan rangsangan yang
lebih baik dengan terintegrasinya media audio dan visual dalam satu software
yang berisi program pembelajaran”. Multimedia dirancang sederhana agar siswa
dapat diajak berinteraksi secara langsung dengan materi. Kehebatan perpaduan
multimedia pembelajaran dan permainan tradisional yaitu memuat pengalaman
belajar siswa (Geovisualization).
Pengalaman
belajar diperoleh melalui fitur-fitur multimedia seperti kemudahan tombol
navigasi mengakses ke seluruh topik (Khoo, 1994). Pengalaman belajar juga
diperoleh melalui integrasi media seperti: audio, video, animasi, gambar, teks,
dan simulasi pemodelan. Penelitian Jacobs dan Schade (dalam Munir, 2008) bahwa
”daya ingat makin meningkat hingga 60% dengan penggunaan media 3 dimensi
seperti multimedia interaktif”. Selain hal itu, permainan tradisional yang bersifat
edukatif mengandung unsur-unsur pendidikan di dalamnya seperti: menstimulus
berbagai aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Perpaduan multimedia
pembelajaran dan permainan tradisional ini memiliki keunggulan lain dalam
pembelajaran yakni merangsang minat siswa untuk belajar memiliki nilai plus.
Nilai tersebut tumbuh karena belajar tidak hanya menggunakan buku paket/teks
tetapi menggunakan teknologi multimedia.
Sejalan
dengan itu, penelitian Munir (2008) mengungkap ”penggunaan multimedia
pembelajaran dan permainan tradisional pada kelas eksperimen memberikan hasil
yang lebih baik dibanding kelompok kontrol yang menggunakan buku teks dalam
proses pembelajaran". Purwanto (2013) menjelaskan permainan tradisional
merupakan alternatif metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa mudah
memahami materi. Perpaduan multimedia dengan permainan tradisional akan membuat
siswa lebih mudah memahami materi.
Perpaduan
multimedia pembelajaran dan permainan tradisional memiliki peran yang strategis
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kebutuhan multimedia dan permainan
tradisional pada materi Sistem Informasi Geografis diperlukan oleh siswa untuk
membantu memahami materi. Oleh karena itu, pemilihan multimedia dan jenis
permainan tradisional harus memenuhi tujuan utama yaitu membantu siswa dalam
ketuntasan belajar.
Tanpa
bantuan multimedia pembelajaran dan permainan tradisional, minat belajar siswa
menjadi rendah terhadap mata pelajaran geografi. Kondisi seperti ini,
menjadikan pembelajaran geografi tidak menarik. Hasil penelitian Sumarmi,
Purwanto, dan Amiruddin (2000) juga membuktikan bahwa ”buku teks IPS geografi
hanya memungkinkan terjadinya aktivitas belajar menghafal dan memahami,
sedangkan aktivitas memecahkan masalah, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
tidak mungkin terjadi”.