Setiawan, Kami Sudah Bangun 5
Rutilahu Secara Swadaya
ELITKITA-Com - Dengan telah dimuatnya pemberitaan tentang bantuan
ayam dan kandang di desa Depok di SKU Mitra Jabar edisi 80 tahun ke 7 Nopember
2018, dengan judul berita “ Prognas Bantuan Ayam dan Kandang di Desa Depok
Diduga Bermasalah “ membuat beberapa persepsi di masyarakat berkembang ada yang
menanggapi positif maupun negatif, padahal penulis sendiri membuat tulisan tersebut
dari dua sumber yakni warga penerima bantuan (RTM) dan dari UPKK serta
perangkat desa yang pada intinya apa yang dikeluhkan RTM langsung diklarifikasi
(dijawab-red) baik oleh UPKK, pendamping dan perangkat desa, maka kalau
masyarakat membacanya dari awal sampai akhir dugaan permasalahan bantuan ayam
dan kandang tidak ada.
Terkait simpang siurnya tanggapan masyarakat tentang berita
tersebut di atas, membuat kepala Desa Depok, Setiawan langsung tanggap dengan langsung
mengadakan rapat dengan para perangkat desa, mitra desa termasuk pendamping dan
UPKK bantuan program ‘Bekerja’ (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera), dirinya
memerintahkan untuk terjun langsung ke lapangan dengan mendatangi para penerima
bantuan ayam (RTM) dan mendengarkan keluhan-keluhannya serta mendengar saran
dan usulannya. Dengan tegas Ade sapaan akrab kades Setiawan oleh warganya
mengatakan “tidak dipungkiri kalau masih ada kekukarangan maupun kesalahan
dalam penyaluran bantuannya karena kami selaku manusia tidak luput dari rasa
salah dan hilap”, ucap Setiawan.
Saat ditemui di saung warga, kades Depok Setiawan yang
didampingi bendahara desa Bunyamin, pengurus Bumdes Amin S, kasubag UPT.
Pertanian (BPTP Jabar) Isep Saepul dan perwakilan warga, dirinya menceritakan kronologis bantuan-bantuan
yang diterima desanya serta penyaluran bantuanya kepada masyarakat yang berhak
menerimanya. Dikatakan Setiawan sebelum bantuan itu diterima warganya dirinya
bersama jajaran pengurus selalu terlebih dahulu mengadakan rapat baik dengan
warga,perangkat desa dan mitra desa seperti LPM dan BPD tentang maksud dan
tujuan bantuan tersebut serta siapa yang berhak menerimanya. Diakui dirinya
memang bantuan itu gratis seperti program Bekerja (ayam) atau Listrik, namun
tetap saja prakteknya dilapangan memerlukan dana seperti untuk pengurusan
pembuatan rekening Bank yang jaraknya cukup jauh dari desa atau ketika
pemasangan KWH (meteran) masa orang yang memasangnya tidak di kasih minum atau
makan, saat bantuan yang baru datang KWH nya saja ya itu yang dipasang dahulu kalau
warga ingin cepat nyala listriknya dia harus beli sendiri kabelnya kalau tidak
mau beli ya ditunggu sampai kabel itu datang. Adapun waga yang merasa dimintai
sumbangan untuk operasionalnya itukan buat kemudahan mereka juga dan hal itu sudah
dirapatkan terlebih dahulu sebelumnya, jelas kades.
Bantuan Ayam (Program Bekerja)
Berkaitan program nasional dalam
hal ini bantuan ayam dan kandangnya, dijelaskan Bunyamin didampingi UPT.
Pertanian Isep Saepul kalau semua RTM penerima bantuan program ‘bekerja’ telah
menerima Sapronak, DOC, pakan ternak telah sesuai dengan prosedur dan RTM tidak
keberatan untuk pembuatan kandang difasilitasi oleh UPKK serta RTM hanya
menerima berupa barang untuk kandang antara lain berupa Asbes ukuran 80 x 240
cm sebanyak 6 lembar, Paku campur 3 kg, Paku Asbes ¼ kg termasuk didalamnya
untuk biaya materai dan pelaporan kegiatan bantuan jika dijumlahkan sebesar Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Jelas Bunyamin sambil memperlihatkan berkas
berita acara program bantuan ayam di desa Depok yang ditandatangani oleh para
kelompok penerima bantuan tersebut, bahkan penulis sendiri melihat langsung ke
lapangan bagaimana warga mengelola bantuan itu serta terlihat perkembangan ayam
yang berumur 3 bulan tumbuh besar serta keadaan kandangnya sendiri yang dalam
pembiayaan memerlukan dana tambahan sendiri dari warga/RTM agar lebih memadai.
Rutilahu
Rupanya pemerintah desa Depok
tidak saja mengandalkan bantuan dari pemerintah baik itu yang datangnya dari
pemkab Garut, pemrov Jabar dan pemerintah Pusat, seperti dituturkan orang nomor
satu di daerahnya Setiawan, kalau dirinya sedang menjajaki kerjasama dengan
pihak perkebunan di Sukabumi dalam pengelolaan madu asli yang nantinya dapat di
budi dayakan di Depok dan bisa dinikmati para warganya selain itu juga bisa
dipasarkan atau menjadi produksi Bumdes (badan usaha milik desa) tentu saja ini
dapat menambah penghasilan warga. Bagi saya walaupun bantuan itu datangnya dari
ISIS asal demi kemajuan warga desa Depok dan tidak mengikat jadi anggotanya
pasti saya terima, seloroh Kades yang
telah mengabdi selama 36 tahun sebagai Babinsa di daerah Sukabumi dengan
disambut tawa para hadirin.
Kegiatan sosial lainnya yang
dilakukan para perangkat desa Depok dan LPM dengan dikomandoi kadesnya, yakni telah membangun Rutilahu (rumah tidak layak
huni) sebanyak 5 rumah yang tersebar di RW 2, RW 3, RW 4 dan RW 5 tanpa meminta
bantuan dana atau material dari instansi lain semuanya dikerjakan secara
bersama-sama dengan masyarakat/gotong royong dimana dana untuk pembangunannya
dikumpulkan secara sukarela yakni masyarakat yang secara ekonomi mempunyai
kelebihan membantu kepada saudaranya yang kurang beruntung selain itu juga ada
warga yang menyumbang berupa bahan-bahan bangunan. Rupanya apa yang dilakukan
para jajaran perangkat desa Depok tidak saja membangun bangunan rumahnya saja
tetapi lahannya juga disediakan karena walau warga kami tinggal di pedesaan tetapi
masih ada warga kami yang tidak memiliki tanah untuk dijadikan tempat tinggal,
ujar kades dengan haru.
Bahkan untuk mempermudah hubungan
transfortasi bagi warganya diantara kampung satu ke kampung lainya atau ke
wilayah desa tetangga pihak desa telah membangun jalan sepanjang 1300 meter
dengan lebar jalan 4 – 5 meter, itu semua dilakukan pemdes untuk kemudahan
warganya dalam beraktifitas dan secara tidak langsung akan menunjang
perekonomian karena kemudahan dalam menjakau ke daerah tujuannya. Namun apa
yang kami lakukan selaku pemerintah desa ada saja sebagian masyarakat suka
mengkritik desa, kami akan terima kritikan itu selama untuk kemajuan desa Depok
namun sebaiknya saran,masukan dan kritikan tersebut langsung disampaikan ke
kantor desa bisa melalui perwakilannya yakni BPD (badan perwakilan desa) atau
langsung bertemu kadesnya jangan bicara diluaran karena akan membuat persepsi
tidak baik di terima masyarakat dan bisa menciptakan kegaduhan, papar Setiawan.
Bumdes
Begitupun dengan tanggapan miring tentang Bumdes
oleh sebagian kecil warganya dibantah keras oleh pengurusnya dijelaskan Amin
S, selaku bendahara kalau badan usaha milik desa ini sangat bermanfaat bagi
warga desa dan telah menjadi bumdes unggulan di kecamtan Pakenjeng, selain itu
bumdes juga nantinya dapat menampung telor-telor yang dihasilkan penerima
bantuan ayam dengan menjualnya langsung ke masyarakat selain itu kegiatan yang
sedang berjalan seperti pembuatan ID Card, pembuatan/penyablonan kaos,
pembuatan tusuk sate dan penjualan ikan asin, beras dll, ucap Amin.
(bud/wan/sep)