Negara kita sempat dilanda pembelahan politis. Sehingga menimbulkan disharmoni. Jika ini terus berlangsung, maka pembelahan ini bisa menghancurkan sendi2 kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Sebagai partai politik, maka NasDem mengambil langkah yang berbeda dengan penyeru kebaikan lainnya karena kita memiliki peta praktis penyelesaiannya. Yaitu Nasdem mengajak simbul-simbul yang mewakili semua sayap dalam rentang spektrum politik Indonesia untuk bersatu. Kita mengajak Anies Baswedan yang dicitrakan garis agamis; Jenderal Andika yang berspirit di tengah karena TNI, dan Ganjar Pranowo, yang bercitra nasionalis menjadi magnit perekat yang dapat mempertautkankan lkembali pembelahan di atas.
Upaya tersebut tidak mudah. Karena banyak pihak merasa curiga. Sebagian lain lebih merasa senang dengan pembelahan ini karena bagi mereka kondisi tersebut ada peluang kesempatan menangguk keuntungan. Orang-orang ini pasti akan terganggu jika kondisi menjadi pulih kembali. Karena merasa terancam, mereka sering marah-marah dengan mengatakan NasDem berdua muka, yaitu satu muka menyuarakan pluralisme, sementara muka lainnya senang kepada politik aliran.
Tentu saja tuduhan seperti tidak berdasar sama sekali. Kami menganggap itu benar-benar tuduhan murahan dari orang yang terancam karena akan hilang mainan nanti. Tapi memang berdakwah selalu ada risiko. Tapi kami telah siap.