Tak hanya maraknya sejumlah agen e-Warong yang diduga tak memenuhis
yarat, dimana e-Warong tersebut bisnis utamanya tidak menjual bahan pangan
(bukan penjual sembako). Aksi pungli dengan dalih penggantian ongkos kirim,
uang kas dan sebagainya, sampai aksi jatah setiap komoditi masih ditemukan dilakukan
oknum-oknum yang tak bertanggungjawab.
Hal tersebut sejalan dengan temuan DPC LSM Perkara (Pemerhati
Kinerja Aparatur Negara) Kabupaten Bandung Barat. Seperti dikatakan Deni
Purnama selaku Wakil Bidang Investigasi, berdasarkan pantauan dilapangan,
pihaknya mendapatkan banyak oknum e-Warong yang diduga fiktif.
"Pantauan kami dilapangan, kami dapatkan itu banyak oknum
e-Warong katakanlah fiktif, harusnya persyaratan e-Warong itu dia harus mempunyai
warung ternyata fakta dilapangan itu banyak sekali oknum yang tidak mempunyai warung
tapi menjadi agen e-Warong," ungkapnya, Minggu (21/8).
"Apakah itu diverifikasi dulu apa gimana, apa ada kerjasama
dengan intansi terkait apa gimana? sambung Deni mempertanyakan.
Tak hanya itu, sambung Deni, pihaknya juga menemukan temuan kualitas sembako dan berat komoditi serta kartu yang saat ini masih dipegang oleh pengurus. "Kualitas sembakonya kurang maksimal, bahkan dari timbangan pun banyak yang kurang-kurang. Trus yang disayangkan lagi kartu itukan sudah jelas aturannya tidakboleh orang lain yang memegang tapi fakta dilapangan saya dapatkan kartu itu bukan dipegang sama KPM-nya tapi di pegang sama pengurusnya, penggesekan pun kolektif. Intansi terkait bagaimana tanggapannya," tegasnya.
Masih kata Deni, pungutan-pungutan juga masih terjadi saat penyaluran
BPNT, paling sedikit 5 ribu sesuai jarak tempuh dari agen ke KPM (Keluarga Penerima
Manfaat). "Banyak banget juga
pungutan-pungutan yang bardalih ganti ongkos, uang kas, segala macam itu ada banyak,
hamper disetiap wilayah kita dapetin sepertiitu yang dilakukan oknum-oknum.
Variasi ada yang perpaket 5 ribu, 10 ribu, kadang ada yang lebih tergantung jarak
tempuh ," terangnya.
Lebih lanjut Deni menyarankan agar pihak terkait dapat lebih selektif
lagi saat menerima pengajuan calon agen e-Warong. "Kami menyarankan intansi
terkait tolonglah lebih selektif lagi, tolonglah terjun lagi kelapangan verifikasi
ulang, kalau memang misalkan kedapatan seperti itu kalau bisa gantilah dengan
e-Warong yang lebih memenuhi kriteria. Jangan adanya bantuan ini jadi banyak oknum-oknum
berkepentingan, jadi aji mumpung ," tegasnya. (TM)