Perkembangan
lingkungan strategis yang ditandai dengan adanya arus globalisasi dan kemajuan
ilmu pengetahuan serta teknologi, telah menimbulkan berbagai perubahan dan
perkembangan yang membawa kemajuan diberbagai aspek kehidupan. Sebaliknya juga
telah memunculkan berbagai potensi gangguan kamtibmas. Ditambah lagi seiring dengan perkembangan lingkungan strategis
maka berkembang pula berbagai jenis kejahatan seperti diantaranya kejahatan
jalanan.
Kejahatan jalanan atau
yang biasa dikenal dengan street crimes merupakan jenis
kejahatan konvensional yang sangat mengancam kehidupan masyarakat. Apalagi bila
kejahatan jalanan ini disertai dengan kekerasan (crime by using force) semisal
penjambretan, penodongan, pencurian, pemerkosaan, penganiayaan, perampokan,
pembunuhan, dan sebagainya.
Sehingga kejahatan
jalanan ini telah menimbulkan perasaan tidak aman bagi masyarakat dan tentunya
akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat dalam melaksanakan
kehidupannya sehari-hari, dan merupakan kondisi yang dapat mengganggu terhadap
stabilitas kamtibmas.
Masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap Negara untuk mampu memelihara Kamtibmas secara professional, akuntabel, dan transparan. Harapan masyarakat ini diemban oleh salah satunya Polri sebagai aparatur negara. Tidak terkecuali oleh satuan fungsi Sabhara.
Satuan fungsi Sabhara memiliki domain tugas yang penting untuk menciptakan dan memelihara kamtibmas secara langsung bagi masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Satuan Sabhara saat ini lebih mengedepankan pendekatan kepada masyarakat dengan cara melakukan patroli dialogis. Dengan cara ini pesan – pesan kamtibmas dapat disampaikan sehingga mampu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga kamtibmas dengan cara menjadi polisi bagi diri sendiri dan lingkungan tinggalnya.
Tujuan
lain dari pelaksanaan patroli dialogis ini adalah untuk mencegah kejahatan
sekaligus meningkatkan kedekatan polisi dengan masyarakatnya. Pelaksanaan tugas patroli
ini tentunya membutuhkan persyaratan kemampuan antara lain kemampuan komunikasi
serta pengetahuan tentang karakteristik kerawanan wilayah penugasan oleh para
personel/petugas pelaksana patroli.
Hal ini dimaksudkan agar personel patroli mampu berinteraksi dengan baik terhadap masyarakat sehingga target untuk mencegah kejahatan jalanan dapat tercapai.
Patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan 2 (dua) orang atau lebih anggota Polri, sebagai usaha mencegah bertemunya niat dan kesempatan. Sementara patroli dialogis dapat diartikan kegiatan patroli yang dilakukan oleh satuan Sabhara Polri dengan melakukan tatap muka kepada semua lini termasuk tokoh masyarakat