Negara Spanyol Ternyata Memiliki Cabang Padepokan "Meong Sempur"

Silat Tao The Matrial Way "Meong Sempur"* Cloudio Conti saat latihan bersama muridnya Andreas Cesare Carcanghiu  F.10-e.KITA/Red


elitKITA.com — Era globalisasi dapat menimbulkan berbagai perubahan baik teknologi maupun budaya, termasuk dalam gaya hidup. Akibatnya, masyarakat cenderung memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih mudah dan praktis. Jika, diterapkan budaya lokal atau dengan jalan melestarikan budaya lokal di manca negara tentu harus menempuh perjuangan yang tidak mudah, apalagi penerimaan budaya ke manca negara harus beradaptasi dengan budaya mereka. 

Seiring dengan waktu, mampu untuk bertahan dan memberikan warna karakter tersendiri yang memang asing bagi mereka. Bahkan tentunya, bagi mereka merupakan hal yang baru dapat menerima dengan gemilang dan diakui. Merupakan salah satu wujud, perkembangan budaya lokal Indonesia dapat berkiprah di Eropa.

Padepokan "Meong Sempur" sudah 15 bulan berkiprah di Eropa sejak itulah, pengorbanan perjuangan melestarikan budaya Sunda dengan nilai-nilai leluhur Sunda sangat diterima positif oleh masyarakat Spanyol dan semakin banyak peminat hampir 50 siswa belajar menekuni budaya Sunda. Dari mulai usia 8 sampai 18 tahun, juga para orang tua siswa ikut mendukung dan memperlajarinya. 

Hal ini, tentu menjadi pemerhati bagi masyarakat Indonesia dengan memperkuat budaya lokal. Bukan berarti bagi masyarakat Indonesia, semakin menjauhkan budaya sendiri. Ternyata, budaya leluhur dapat mampu menembus Eropa dan bahkan berkembang. Apakah masyarakat Indonesia, lebih cenderung kepada budaya barat seolah-olah lebih 'Kren dari budaya sendiri. Sangat disayangkan juga, muda-mudi perkotaan menjauhkan dari pendidikan lebih mendekat pada budaya yang sangat bertolak belakang dengan Ajaran Budaya Sendiri. 


Tentu perlu dikaji, sangat sarat dengan nilai luhur, nilai moral spiritual dan Filosofi. Sementara, budaya asing banyak sekali dampak Negatif yang diolah dengan hal baru demi kepuasan tersendiri. Karena ketidak pahaman generasi saat ini, akhirnya budaya sendiri ditinggalkan dan merasa gengsi. Daya minat mempelajari budaya Tradisi, dari dampak semua itu maka sangat prihatin dengan suasana pergaulan saat ini. Tidak mencerminkan nilai-nilai budaya leluhur Bangsa Indonesia, apalagi nilai Agama sangat jauh. Semoga dengan hal tersebut, kiranya Pemerintah bisa merespon dan dapat memperhatian terhadap Penggiat Budaya Tradisi melalui DISPARBUD (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) dan pihak terkait. 

Selain merespon, tentu bisa memberikan pembinaan dan membantu mempasilitasi baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sehingga, Budaya Tradisi bisa betul-betul Lestari tidak sebuah guliran wacana dan tidak sebatas Program saja. Perjuangan Padepokan "Meong Sempur",  merupakan salah satu dari sekian banyak pejuang budaya yang masih peduli terhadap Budaya Tradisi di Negri ini, "e-KITA/Red-TM.

Silsilah Padepokan "Meong  Sempur", sejak tahun 1930 dibawa Abah Sura dan dikembangkan Abah Amir, Abah Saehudin, Abah Dahum, Abah Ono dan yang saat ini menjadi Guru Besarnya Adalah Abah Oleh. Sebagai, generasi ke-5 dan mendirikan padepokan dengan nama "Meong Sempur" tanggal 26 Maret 2019, sejak itulah padepokan meneruskan jejak leluhur "Meong Sempur". Dengan catatan, melaksanakan dan mengacu kepada UU No. 5 Tahun 2017. Tentang, pemajuan kebudayaan dan juga menjaga amanah dari Unisco. "Ungkap Bah Ono didampingi Aa Hary di padepokan Tim/e-KITA.29/4/2023 Kampung Sempur Bajeg desa Cicangkanghilir Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat. 


Semua itu tidak terlepas, dari keseriusan para pendiri padepokan "Meong Sempur". Sehingga, bisa berkembang dan juga sebagai salah satu perjuangan padepokan "Meong Sempur". Dengan merumuskan, Kurikulum Seni Tradisi Penca Silat untuk pendidikan Formal dan nonformal. Ketua team Perumus Kurikulum Abah Ono, dalam kiprah Padepokan tidak lepas dari dukungan FPSTI (Federasi Penca Silat Tradisi Indonesia) dibawah pimpinan Rahmadsya, Presiden FPSTI Dody Suhada, Akum selaku ketua FPSTI Jawa Barat juga Pembina Papag Setra Indonesia Letkol (Purn) Asep Kurnaedi, ketua umum sekaligus Pendiri Papag Setra Aa Maung dan selaku Pelaksana serta Penanggung Jawab Cabang Padepokan "Meong Sempur" Cloudio Conti Beralamat Las Palmas de Gran Canaria Spain dengan julukan perguruan *Silat Tao The Matrial Way "Meong Sempur".

Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan dukungan dari pemerintahan daerah maupun pusat. Upaya para perintis Padepokan "Meong Sempur", yang melanggang buana di Eropa, mendapatkan hasil terbukti bukan ilustrasi semata dengan gemilang sukses bisa tembus dikancah manca negara.

Sampurasun' Ketua Cabang Padepokan "Meong Sempur" Cloudio Conti, melalui keterangan dari Aa Hary kepada Tim/e-KITA. 29/4/2023, memaparkan nilai-nilai budaya Tradisi khususnya Penca Silat Sunda sungguh menakjubkan, yang bisa secara perlahan kolaborasi dengan kami apa yang menjadi filosofi banyak makna yang perlu dipelajari dan digali. "Kata Claudio. 


Dua Murid Memperagakan Aktraksi jurus Kunci Pencak silat "Meong Sempur"

"Claudio agregó, no solo Silat,  y el arte sundanés tiene muchos beneficios y es un estudio comparativo entre la cultura indonesia local y la cultura española. El pueblo español incluso acogió con beneplácito el establecimiento de la ermita "Meong Sempur". Padepokan enseña Penca Silat, no solo movimientos de artes marciales. Pero también, cómo pueden los estudiantes aprender más sobre la historia cultural Para que se despierte el espíritu de cuidado social, se puedan recrear los valores de la cooperación mutua, además de que también introduce los juegos tradicionales a los niños en el aprendizaje de la discapacidad. Con innovación y empaque contemporáneo, puede ser del agrado de la generación joven de hoy."

Tambah Claudio, bukan hanya Silat saja, seni Sunda banyak sekali manfaat dan menjadi studi banding antara kebudayaan lokal Indonesia dengan kebudayaan Spanyol. Bahkan disambut antusias masyarakat Spanyol berdirinya padepokan "Meong Sempur". Padepokan mengajarkan Penca Silat, bukan semata-mata gerakan jurus silat. Namun juĝa, bagaimana siswa belajar bisa lebih paham akan sejarah budaya. Hingga, bisa terbangun Jiwa kepedulian sosial, bisa kembali tercipta nilai nilai gotong royong, selain daripada itu juga memperkenalkan permainan Tradisi kepada anak-anak dalam belajar penca. Dengan inovasi dan kemasan kekinian, bisa disenangi oleh generasi muda saat ini.

Disampaikan juga, Padepokan "Meong Sempur" di Spanyol dalam waktu dekat akan melaksanakan kegiatan yaitu Festival Budaya Tradisi Indonesia. Salah satunya, Penca Silat Tradisi Indonesia dengan Kemasan Teatrikal Budaya Tradisi Indonesia. Saat ini, sedang dalam pembahasan untuk menentukan waktu pelaksanaan tersebut. "Tutup Claudio di Spanyol lewat WahctApp Aa Hary.
(Wawan/Ari)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama