Bupati Temui Ema Itoh Penjual Tusuk Sate


elitKita.com Bandung Barat, - Kabupaten Bandung Barat baru-baru ini dihebohkan, adanya seorang lansia bisa bertahan hidup puluhan tahun dengan mengais rezeki sebagai penjual tusuk sate berpenghasilan Rp. 4500 per-hari di kampung Pasir Tengah desa Tanjung Wangi Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. 


Warga setempat sangat mengenal kegiatan rutin tiap harinya sebagai pengrajin jualan tusuk sate, bahkan warga sekitar suka pesan dari hasil bikinannya itupun sekedar membantu untuk kebutuhan sehari-hari tidak hanya membeli tusuk sate saja. " Ungkap salah satu warga yang enggan menyebutkan identitasnya. 


Dibalik kisah seorang janda tua Ema Itoh (75) dengan rumah berkulitkan bambu dan sehari-hari mengais rezeki dari hasil karyanya membikin 500 biting tusuk sate dengan bermodalkan bambu dan sebelah pisau dengan peralatan seadanya demi bertahan hidup selama perjalanan hidupnya. 


Ema Itoh, selama hidupnya ditinggal suami sejak usia 50 tahun dan tidak memiliki buah hatinya atau keturunan. Hal ini, tentu banyak kisah yang dilalui sampai saat ini. 


Kondisi kediamannya seperti kita saksikan dalam foto hanya bekulitkan bambu dan tidak memiliki tempat mandi, hanya mengandalkan di tempat tetangganya. Bukan disitu saja, mengalami gangguan diperut sering sakit tidak mampu untuk pergi kerumah sakit dan anehnya tidak menerima bantuan sosial.


Informasi tersebut Bupati Hengki Kurniawan langsung, meninjau ke lokasi keberadan Ema Itoh yang merupakan sadar moral demi menjalankan amanah tanggung jawab kemanusaian 26/6/2023.


Menurut Hengki kepada awak media, hal ini kita harus "'Fastabiqul Khairat' yang artinya 'berlomba-lomba dalam kebaikan'. Juga bagaimana menyikapi hal tersebut, kami sebagai pemerintah daerah selalu mengawasi terkait kemiskinan ektrim yang sudah di programkan Pemkab dengan pusat. Dengan adanya informasi yang berkembang dimasyarakat, saya menyadari selain tugas sebagai pemeritahan daerah juga merupakan suatu tujuan kita bagian dari pada melaksanakan suatu perbuatan ibadah. Tentunya, kita yakin kepada perangkat pemerintahan desa yang sudah kita perencakanan sebelumnya segera untuk menindaklanjuti data-data akurat yang diberikan dari tingkat Rukun Tentangga (RT) dan tingkat Rukun Warga (RW) lebih mengutamakan dulu atas laporan yang masuk. "Ungkap Hengki. (Red. Ari) 


Editor : TM

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama