David Riksa Buana,
Ketua LSM Trapawana Jawa Barat, Wakil Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bandung Barat " Ngaheuyeuk Dayeuh Ku Panalar Mupusti Bumi Ku Pangarti "
Elitkita.com-Kabupaten Bandung Barat Dalam Catatan Sejarah tempat bernama Rongga sudah disebut dan tercatat sejak tahun 1450 M, wilayah ini merupakan bagian dari Kerajaan Timbanganten / Tatar Ukur, yang mempunyai bagian bagian wilayah yang disebut #ukursasanga, salah satu nya adalah Ukur Batulayang yang terdiri dari wilayah Kopo, Rongga, dan Cisondari.
1. Nama Rongga berasal dari kata Rangga / Pangrengga adalah Gelar Khusus di Kerajaan Mataram bagi seseorang yang telah merawat dengan baik daerah bawahan, tempat peribadahan, maupun pesanggrahan.
2. Nama Rongga berasal dari nama Rangga / Prabu Rangga Malela, seorang Raja di Kerajaan Muara Beres, yang berkedudukan di Rawa Kalong, Cihea, Ciranjang, Cianjur. ( naskah pantun mundinglaya dikusumah )
3. Nama Rongga berasal dari nama Rangga / Maqom Rangga Madu, sudah disebut pada tahun 1837 - 1954 dalam sejarah Mama Haji Ilyas / Mama Cibitung.
4. Nama Rongga berasal dari nama Rangga / Rd. Dalem Rangga, 1680 M, seorang ménak / bangsawan dari Sukapura / Tasikmalaya, dimakamkan di Astana Nyungcung, Cibitung.
5. Nama Rongga berasal dari nama Rangga / Maqom Rangga Gading, ( cerita masyarakat ) di Kp.Gading, Ds.Cijambu, Kec.Cipongkor.
6. Nama Rongga dalam kosa kata bahasa, sino nim dari kata rongga adalah ruang : lubang ; liang ; napas ; gerong ; sinus : ceruk : lekukan : pangedukan.
Menurut ilmu #toponimi ilmu yang mempelajari nama tempat, bahwa didalam penamaan suatu tempat, dapat dipastikan berkaitan dengan sesuatu yang ada ditempat tersebut.
Maka dari beberapa fakta diatas dan dilihat dari angka tahun serta sumber informasi yang terkumpul, dapat di simpulkan, bahwa nama #Rongga erat sekali atau ada hubungan nya dengan :
1. Nama Rongga berasal dari nama raja, nama gelar, nama jabatan, nama orang, yang pernah ada di daerah tersebut.
2. Nama Rongga berasal dari nama maqom ( patilasan ), pernah berada di daerah tersebut.
3. Nama Rongga berasal dari sinonim kata ruang : kosong yang dikaitkan dengan pembukaan lahan perkebunan kopi zaman VOC pada wilayah tersebut, lubang ; liang ; ceruk : lekukan yang memang secara topography wilayah ini terdiri dari pegunungan, tebing terjal, jurang, lembah yang pada beberapa tempat sangat menarik.
Di masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, Rongga bertatus distrik di wilayah Bandung. Rongga pernah menjadi bagian dari Kabupaten Batulayang. Arsiparis Belanda F de Haan dalam bukunya, Priangan: De Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811 (1910-1912) mencatat Batulayang dengan sebutan, Oekoer Batulajang. "Oekoer Batulajang terdiri dari distrik Kopo, Rongga dan Tjisondari saat ini," tulis de Haan.
Informasi terkait Kabupaten Batulayang juga muncul dalam tulisan di koran berbahasa Belanda De Preanger Bode terbitan 19 Desember 1918.
Rongga di masa pemerintahan kolonial Belanda dikenal sebagai wilayah perkebunan teh. Buku Nederlandsch Indische thee ondernemingen en hunne waarde voor den belegger pada 1912 umpamanya, mencatat perusahaan perkebunan di wilayah Rongga bernama Landbouw Maatschappij Rongga.
Nama Rongga juga muncul buku Gids voor Bandoeng pada 1908 tentang penemuan fosil cangkang di anak Sungai Cilanang. Koran Algemeen Handelsblad terbitan 2 Juni 1929 mengutip Aneta, menuliskan kunjungan ahli purbakala dr. P. V. van Stein Callenfels dan Prof. Kieiweg de Zwaan ke Rongga. "Sebagai hasil penggalian terakhir di sana, di mana banyak ditemukan benda-benda yang diperkirakan berusia 3000 tahun," tulis koran tersebut.
Melihat berbagai potensi tinggalan megalitik, sejarah dan kebudayaan di wilayah KBB, sudah selayaknya pemerintah KBB mulai mengerti serta memahami, bahwa wilayahnya bukan wilayah biasa, namun suatu hamparan wilayah istimewa yang sudah sepantasnya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, yang harus diimbangi dengan kinerja yang " Perceka " dengan Integritas serta Dedikasi yang tinggi, SELAMAT ULANG TAHUN KABUPATEN BANDUNG BARAT KE XVI.
disarikan dari berbagai sumber oleh :
David Riksa Buana,
Ketua LSM Trapawana Jawa Barat, Wakil Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bandung Barat " Ngaheuyeuk Dayeuh Ku Panalar Mupusti Bumi Ku Pangarti "