𝐎𝐏𝐈𝐍𝐈 𝐏𝐔𝐁𝐋𝐈𝐊
Saya ingin mengetuk pintu hati setiap Komisioner Komisi Pemilihan Umum dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilihan umum, agar tegak lurus pada konstitusi bukan takut kepada kekuasaan, apa yang dilakukan hari ini, satu saat anda bertanggungjawab kepada sumpah jabatanmu, kepada seluruh rakyat Indonesia dan terutama kepada Tuhan.
Nasib demokrasi Indonesia saat ini, ditentukan oleh KPU jika demokrasi kita hancur berantakan. Maka itu, dimulai dari Penyelenggara pemilu yang diduga terlibat konspirasi pada pemilu 2024 dan anda bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi pada bangsa ini.
Sebut saja, isu yang lagi ramai diperbincangkan dimedia mengenai surat suara yang sudah tercoblos sebelum pemilu di Taipei sungguh memalukan dan sekaligus menurunkan derajat dan Marwah daripada KPU secara kelembagaan sebagai penyelenggara pemilu. Temuan di Taipei menjadi awal kuatnya dugaan Kecurangan pemilu mulai nampak didepan publik, bagaimana kerja-kerja yang terlihat tidak profesional dan lebih parah lagi seperti orang yang tidak tahu kerja.
Dengan adanya peristiwa Taipei ini Komisi Pemilihan Umum bisa dianggap tidak taat hukum, tidak cermat dan diduga kuat terindikasi tidak netral, menimbulkan kerugian negara, kerugian bagi pasangan calon lain dan bahkan berakibat pada munculnya sentimen negatif dari publik kepada Komisi Pemilihan Umum itu sendiri sebagai penyelenggara Pemilu.
Pecat saja Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) karena tidak bertanggung jawab, jangan pura-pura tidak tahu lantas darimana surat suara itu bisa tercoblos, tidak mungkin setan atau hantu yang coblos surat suaranya, rakyat Indonesia dan publik belum pikun, belum gila , rakyat Indonesia dan publik masih sehat masih waras.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum sebaiknya mundur dari jabatan, karena tidak bertanggung jawab, tidak punya integritas, jangan jadi orang yang tidak bermoral, sekali lagi langkah dan keputusan yang diambil akan menentukan nasib pemilu saat ini 2024. Oleh : Fredi Moses Ulemlem S.H,. M.H,. C.PC,. C.NS,. C.ME. (Advokat)
𝐄𝐝𝐢𝐭𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐧𝐢 𝐌𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧𝐚