KABUPATEN BANDUNG BARAT,
Mega Proyek PLTA Upper Cisokan kian menjadi sorotan publik terkait terjadinya insiden kendaraan berat (wheel loader) jatuh dari ketinggian diperkirakan 200 meter diluar jam kerja diduga minimnya pengawasan K3 dari pihak PLN kepada Main Contractor BUMN China (CGGC), kejadian tersebut mengakibatkan salah satu operator loder meninggal di tempat sekitar pukul 17.00 WIB Sore hari Sabtu, 22/6/2024 Kampung Cimarel desa Sukaresmi Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat Minggu, 23/6/2024.
Kejadian berawal dalam pelaksanaan kerja PLTA Upper Cisokan, diluar jam kerja dengan menggunakan kendaraan berat weel loader Milik BUMN Cina CGGC (China Gezhouba Group Co,. Ltd) proses penggalian dan meratakan dasar tanah. Tiba - tiba terperosok dari ketinggian 200 meter, mengakibatkan ringsek kendaraan tersebut disebabkan terpontang-panting.
Selain hal tersebut, seperti disampaikan saksi mata yang enggan disebutkan identitasnya menyampaikan kepada awak media. Proses pengerjaan diluar jam kerja yang seolah-olah memaksakan tanpa pengamanan sefety K3 yang sangat dibutuhkan oleh para pekerja, sehingga mengakibatkan merengut korban jiwa bernama Cecep asal WNI beralamatkan Kampung Cikuda. Dan, ironisnya dikabarkan dari pihak keluarga salah satu korban tidak menerima asuransi bahkan tunjangan kesehatan selama bekerja atau kompensasi dari pihak CGGC sampai saat ini. "Tuturnya.
Sumber menegaskan, bahwasannya Sefety atau K3 merupakan kewajiban bagi semua pelaku dalam project tersebut apalagi pihak BUMN PLN sebagai penangungjawab project tersebut yang di kuasakan kepada milik BUMN China (CGGC). Lebih mementingkan keselamatan nyawa seseorang dengan adanya perketat K3, adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. "Tegasnya.
Namun, hingga berita dimuat masih dalam tahap menghimpun informasi dari berbagai narasumber baik pihak Polsek dan PLN maupun pihak CGGC dengan insiden tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut. (07)
Editor Toni Mardiana.