JEMBALAS Citarum Harum Sektor 9, Polemik Komersial diduga menimbulkan dampak Baru pencemaran lingkungan


KABUPATEN BANDUNG BARAT, -

Jembalas atau disebut Jembatan Batujajar - Cihampelas, kembali menjadi polemik komersil cukup serius yang menjadi sorotan tajam baik kalangan aktifis lingkungan, para tokoh masyarakat Cihampelas, adat masyarakat dan para akademis perhatian lingkungan serta pihak terkait. Karena, merupakan program DAS Citarum Harum. Disisi lain, diduga pengusaha pengelola mempertahankan demi pendapatan/keuntungan yang sudah mendarah daging dengan dalil mengurangi kemacetan arus jalan lintas Batujajar Kabupaten Bandung Barat Rabu, 28/8/2024.


Menurut informasi yang dihimpun Awak media, bahwa keberadaan JEMBALAS sudah lama berdiri dengan tarif lama masuk kendaraan roda 2 (dua) Rp. 3000 per-unit kendaraan. Hasil laporan terbaru, akan dibuka mencapai Rp. 4000 per-unit kendaraan roda dua. Tepat pada tanggal 17/8/2024 HUT kemerdekaan RI, ditayangkan video peresmian dibuka kembali JEMBALAS atas dasar izin dari pihak PLN dalam durasi beberapa detik muncul di medsos. Namun, hal demikian sempat ditutup kembali oleh pihak masyarakat dan Sektor 9 dengan beralasan keberadaan JEMBALAS dapat beresiko tinggi karena yang ditimbulkan penumpukan sampah bisa mengakibatkan pencemaran air yang tidak bisa untuk diantisipasi oleh pihak Citarum Harum Sektor 9 begitupun menghambat proses pengerukan sampah.


Beberapa waktu yang lalu awak media sempat menemui pihak Sektor 9 Kolonel Edwar tidak ada ditempat dan menghubungi lewat telepon pribadinya dengan jawaban saya sudah tidak memimpin wilayah Sektor 9 lagi sudah diganti sama kolonel Hari. " Lewat pesan WhastAppnya.


Penelusuran awak media berlanjut mengarah kepada warga masyarakat, menurut para tokoh masyarakat, aktivis lingkungan, bahwa Citarum Harum Juara merupakan program pemerintah yang harus direalisasikan demi terwujudnya program yang sangat penting berskala nasional dan patut dijaga oleh semua pihak baik masyarakat maupun pihak terkait lainnya. "Ungkapnya.


Disisi lain, adanya kepentingan komersial diantara para pemegang fungsi kekuasaan wilayah yang unjungnya ada dugaan berbagai manuver bisnis. Dengan sengaja berdalil kemacetan, dimunculkan isu berbagai komentar masyarakat prokontra sengaja diciptakan demi mempertahankan bisnisnya. 


Seperti disampaikan salah satu warga yang enggan disebutkan, menjelaskan bahwa didirikan JEMBALAS bagi kami warga merasa tidak berpengaruh apa - apa mau berdiri tidak jadi soal mau tidak ga jadi soal, yang penting aliran sungai terjaga dengan baik jangan sampai ada dampak pencemaran lingkungan. "Ungkapnya.


"Menilai warga masyarakat, bahwa ada dugaan pihak lain yang sengaja mempertahankan JEMBALAS, dikarenakan sudah mendarah daging dari dulu mendapatkan keuntungan yang fantastis bisa meraup keuntungan ratusan juta per-bulannya kini mendapatkan tekanan dari berbagai pihak".


Lebih mendalam hasil laporan peliputan, bermunculan dugaan dari pihak para Subcon berawal kerjasama dengan pihak pengelolaan JEMBALAS diiming-imingi bisa meraup keuntungan ratusan juta rupiah. Sampai saat ini para Subcon telah dirugikan oleh pihak pengelola mencapai ratusan juta rupiah. Pada intinya, memanfaatkan situasi dan kondisi mengarah pada korban selanjutnya. " Sumber tidak bisa disebutkan identitasnya, karena masih tahap kroscek awak media. 


Bahkan awak media pun segera meninjau lokasi dan kroscek, ternyata JEMBALAS melakukan perbaikan diarea tersebut sampai saat ini belum juga mendapatkan keterangan dari pihak Citarum Harum Sektor 9.  (07) 


Editor Toni Mardiana.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama