Ilusi Kesejahteraan Perempuan

 

OPINI PUBLIK

Perempuan berdaya itu menurut era saat ini, adalah ketika ia mampu mandiri secara ekonomi, tidak tergantung pada suami dan berkarier di ranah publik.


Pada Rabu, 11-9-2024 kemarin bertempat di Fave Hotel Braga Kota Bandung, telah terselenggara West Java Women Empowerment (WJWE). Perempuan di Jabar, diharapkan bisa meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan soft skill dari program WJWE tahun 2024 ini, dituturkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman.


Tema yang diusung WJWE kali ini adalah "Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui Sekolah Perempuan Jawa Barat dengan Strategi Kolaborasi Multipihak".


Tujuan diselenggarakannya WJWE ini, agar perempuan Jawa Barat mempunyai kualitas yang kompeten dalam mendongkrak perekonomian kaum perempuan dengan diberikan pelatihan vokasional yang komprehensif. Sebanyak 600.000 perempuan, ditargetkan Pemda Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan pelatihan hingga 2025. (Pasundan News, 12-9-2024)


Program pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga, dianggap solusi atas problem ekonomi yang disebabkan sistem kapitalisme yang sedang diterapkan saat ini.


Solusi yang justru menimbulkan problem baru berupa rapuhnya keluarga, karena beralihnya peran perempuan. Perempuan bekerja, karena lowongan pekerjaan banyak diperuntukkan untuk mereka, sedangkan laki - laki di rumah mengurus rumah tangga karena sempitnya lowongan kerja bagi mereka. "Dunia jadi terbalik".


Ilusi Kesejahteraan Perempuan 


Perempuan saat ini, harus menanggung beban berat kehidupan. Fakta yang menunjukkan bahwa berbagai program pemberdayaan perempuan telah gagal mewujudkan perempuan sejahtera.


Hal ini, akibat dari hilangnya peran negara dalam menjaga kehormatan, kemuliaan dan jaminan kesejahteraan perempuan.


Perempuan tidak paham akan hak-haknya, sehingga tuntutannya sering salah arah. Karena, sistem yang sedang diterapkan menjadikan mereka seperti itu.


Feminisme dan kesetaraan gender yang digembar-gemborkan, telah menipu para perempuan. Hingga, kehilangan peran keibuan dan sekaligus kehilangan generasi masa depan yang kuat. Seharusnya, perempuan sebagai istri di rumah mengurus dan menjaga rumah tangganya serta sebagai ibu mendidik anak-anaknya menjadi generasi cemerlang di masa depan.


Perempuan hari ini dijadikan, sebagai keuntungan ekonomi bagi negara. "Sungguh Miris".


Mekanisme Negara dalam Membangun Kesejahteraan 


Sistem Islam, memiliki strategi utama dalam membangun kesejahteraan rakyat, termasuk perempuan di dalamnya. Yaitu, menjalankan roda pembangunan ekonomi yang tidak pernah berujung krisis.


Sistem Islam, memiliki kesempurnaan regulasi ekonomi dan keunggulan dalam mekanisme politik. Solusi Islam mengatasi hal tersebut hingga ke akarnya.


Pertama, negara segera mengakhiri pembayaran utang berbasis bunga/riba dengan membayar pokok utangnya saja. Islam, adalah negara independen tidak tergantung pada bantuan negara lain.


Jaminan negara atas pemenuhan kebutuhan dasar warga negaranya, seperti pangan, sandang dan papan serta pendidikan, kesehatan juga keamanan.


Kedua, negara akan menghapus perekonomian berbasis riba dan mengalihkan pada akad - akad syariat yang akan menghasilkan lapangan kerja yang luas bagi laki - laki sebagai pencari nafkah keluarga.


Ketiga, negara akan melarang segala bentuk penimbunan harta. Sehingga, dipastikan kekayaan beredar ke seluruh masyarakat. Tidak hanya di segelintir orang saja, faktanya hari ini, mereka yang kaya akan makin kaya dan mereka yang miskin akan makin miskin.


Keempat, negara akan menstabilkan mata uang dan harga. Mata uang yang akan berlaku adalah emas/dinar dan perak/dirham.


Kelima, negara akan menghilangkan segala bentuk pajak. Negara, akan menerapkan skema pungutan berdasarkan syariat Islam.


Keenam, negara akan mengelola seluruh sumber daya milik umum dan dipergunakan untuk kepentingan umum.


Ketujuh, negara akan meninjau kembali lahan - lahan yang terlantar. Jika pemilik lahan tidak bisa mengelolanya, maka negara akan mengambil alih lahan tersebut dan akan diberikan kepada masyarakat yang mau dan mampu mengelolanya.


Khatimah


Islam akan membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menghilangkan pengangguran massal juga menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, murah bahkan gratis serta terjaganya keamanan bagi warganya.


Perempuan dalam Islam, boleh bekerja tanpa mengabaikan fungsinya sebagai pengurus rumah tangga serta sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Bekerja bagi perempuan hanya sekadar pilihan, bukan karena tuntutan ekonomi ataupun sosial. Islam, menjamin kebutuhan dasar perempuan dengan mekanisme kewajiban nafkah ada pada suami/ayah, jika tidak ada suami/ayah kewajiban nafkah beralih pada kerabat laki - laki, jika mereka tidak ada atau mereka ada tetapi tidak mampu, maka negara akan menjamin secara langsung bagi para perempuan yang tidak mampu dan tidak memiliki siapapun yang menafkahinya.


Perempuan dalam Islam, tidak akan ada keterpaksaan untuk bekerja mencari nafkah dan mengabaikan kewajibannya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Islam tidak melarang perempuan bekerja semata mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Namun, tanggung jawab sebagai istri dan ibu tetap terlaksana.


Ketahanan ekonomi dengan penerapan sistem ekonomi Islam, menjadikan perempuan bisa fokus pada tugas utama di rumah tanpa pusing atas tuntutan ekonomi. "Wallahualam bissawab".


Editor Lilis Suryani. 

Oleh Yanyan Supiyanti A.Md.

Pendidik Generasi

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama