Polemik Perum Alam Sanggar Indah diduga berbagai deretan Pungli, kemunculan Gerombolan Pinguin merongrong Fasum dan Fasos


KABUPATEN BANDUNG BARAT, -

Polemik Perumahan Umum Alam Sanggar Indah Desa Citapen Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, kian terus mencuat dari berbagai persoalan penggunaan Fasum dan Fasos. Dimulai dari pendirian Yayasan Madrasah Muhajirin beralih fungsi menjadi komersial, hingga meraup keuntungan ratusan juta yang berdiri bangunan diatas lahan milik Pemkab Bandung Barat. 


Begitupun muncul persoalan baru, adanya pengelolaan Pasar Minggu dan Pasar Malam serta sarana parkir. Hingga berita ini dimuat, atas laporan warga masyarakat kepada media baik kalangan tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan aktivis, praktisi hukum. Di informasikan Banyak deretan dugaan Pungli, dipicu persoalan persaingan bisnis serta pemanfaatan situasi dan kondisi penggunaan lahan oleh pihak - pihak tertentu juga mencatut salah satu oknum APH melakukan ajang bisnis di lokasi tersebut. Diduga dengan mengatas namakan dari TNI, warga Perum ASI sontak terdiam dan bersembunyi Senin, 21/10/2024.


Fasum dan Fasos (Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial) berada dikawasan Perum Alam Sanggar Indah, cukup strategis dalam konteks bisnis kelas menengah ke bawah yang menjadi pemicu polemik, diantara pihak - pihak tertentu untuk meraup keuntungan dengan cara menggunakan pasilitas tersebut berbagai cara dilakukan. Diungkapkan salah satu warga berinisial RR yang enggan menyebutkan jati dirinya karena menyangkut keamanan, dikatakan ricuhnya Gerombolan Pinguin untuk mendapatkan jatah dan menguasai lahan masing - masing yang telah di konsep serta dipertahankan. Red-elkita.com, hasil laporan kroscek 2023.


"Dilema Sosial terjadi, dimana skenario yang dapat dinikmati segelintir orang dengan cara membentuk Gerombolan Pinguin agar tercapai berbagai cara dengan berderetan pungli diantaranya : Madrasah Muhajirin yang dikelola dikhususkan untuk peribadatan umat Islam kini beralih fungsi komersial, mendirikan Yayasan Pendidikan masih bandel sudah mendarah daging. Tetap menjadi ajang komersial berjalan, hingga meraup keuntungan ratusan juta sampai sekarang. Seolah-olah, dilakukan tidak akan bermasalah diduga dalam proses pendirian adanya penyelewengan dan penyimpangan. Kembali muncul persoalan baru Pasar Minggu dan Pasar Malam termasuk pungutan liar sarana parkir, semakin menambah deretan pungli yang menggiurkan. 


Reaksi warga pun gerah tanpa berkutik apa pun selain mengadu ke media, berlanjut info berdiri stan - stan para pedagang dengan pungutan liar mencapai Rp. 250/300 ribu per-bulan dari 100 lebih pedagang berdalil alibinya Kesejahteraan Warga Sekitar. Belum lagi, diduga menjadi ajang tempat pesta miras dan transaksi obat - obat telarang terlihat berserakan botol - botol miras sisa malam hari. Tentunya, hal ini dipastikan adanya pengkondisian oleh pihak - pihak Gerombolan Pinguin yang ingin merubah konsep peradaban sosial di lingkungan Perum Alam Sanggar Indah tanpa melihat dampak dari warga masyarakat sekitar yang risih, cikal bakal terjadinya konflik sosial. "Tutur RR menghubungi kepada awak media lewat WhastApp redaksi elitkita.com Senin, 21/10/2024.


Sementara, warga sekitar merasa terganggu pula dengan diadakan Pasar Malam yang konon diduga di kelola oleh salah satu oknum TNI. Warga pun sontak terdiam ketakutan, namun kebisingan aktifitas yang ditimbulkan merasa terganggu pada saat waktu warga masyarakat untuk layak mendapatkan ketenangan dan kenyamanan ditambah adanya bunyian musik tanpa henti. Hal tersebut, warga masyarakat sempat melaporkan kepada pihak Ketua RT dan RW, namun masih belum ada tanggapan dan ketegasan tindakan untuk di bubarkan aktifitas Pasar Minggu dan Pasar Malam. Selanjutnya, kami akan melaporkan kepada pihak terkait baik Pemkab Bandung Barat dan Desa Citapen serta Polsek Cililin. " Berlanjut Pesan tertulis ditujukan kepada media. (Redaksi) 

Bersambung...... 


Editor Toni Mardiana.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama