Oleh: Reni Sumarni
Dilansir dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa, Hari anak sedunia ditetapkan pada 1954 sebagai Hari Anak Universal dan dirayakan pada 20 November setiap tahun untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak seluruh dunia. Pada Hari Anak Sedunia, UNICEF sebagai badan khusus di bawah PBB yang berfokus memenuhi hak-hak anak dan perempuan di seluruh dunia mengajak semua orang untuk melindungi hak setiap anak tanpa diskriminasi dengan mengusung tema "Listen to the future. Stand up for children's right" atau "Dengarkan masa depan. Dukung Hak-hak anak.'
Namun tema tersebut sangat jauh dari kenyataan, dimana anak-anak di dunia hari ini mengalami sebuah goncangan mental yang sangat kuat terlebih lagi penderitaan yang dialami anak-anak di Palestina, akibat konflik perang antara kaum muslim dan etnis Yahudi Zionis Israel. Dunia seakan menutup mata atas apa yang menimpa mereka. Genosida yang dilakukan etnis Yahudi Israel terhadap kaum muslim disana membuat banyak yang kehilangan nyawa termasuk anak-anak. Bahkan dari anak yang selamat pun tidak bisa dipungkiri mereka mangalami trauma mendalam akibat peperangan ini.
Sungguh ini adalah sebuah penghianatan terbesar bagi anak-anak di Palestina dimana yang lainnya merasakan hidup nyaman, mendapatkan pendidikan layak dan bermain seperti anak lainnya, akan tetapi itu tidak terjadi kepada anak-anak disana. Tak jarang mereka harus berjuang untuk bertahan hidup karena kelaparan, jangankan memikirkan bermain bahkan untuk makan, tidur dan ibadah pun mereka kesulitan.
Tidak ada tempat berlindung yang nyaman untuk saudara kita di Palestina termasuk anak-anak, yang ada hanyalah sebuah peperangan yang akan meninggalkan kenangan buruk bahkan hak-hak mereka pun harus lenyap akibat perang ini. Apa yang menimpa anak-anak di Palestina disitu ada andil negara adidaya yaitu Inggris dan Amerika yang bersekutu dengan Israel hingga mereka berhasil menggenosida bumi Palestina dan anak-anak menjadi korban didalamnya. Hingga masa depan mereka pun harus hancur bersama bumi Palestina.
Entah sudah berapa banyak anak Palestina yang menjadi korban kebiadaban Israel, dan saat peringatan Hari Anak Dunia nyatanya PBB tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan anak-anak Palestina. Dan sepertinya tidak ada lagi tempat berlindung dan meminta pertolongan untuk mereka selain kepada sang Maha pencipta yaitu Allah SWT.
Dimanakah kaum muslim dan para penguasa negeri muslim lainnya saat ini ? apakah mereka tidur atau diam melihat kekejaman yang menimpa saudaranya di Palestina?. Lagi dan lagi, inilah yang terjadi pada kaum muslim saat ini yang seolah-olah acuh dan tidak peduli terhadap nasib saudara sendiri. Seperti sebuah hadist "Kaum muslim saat ini banyak tapi mereka bagai buih di lautan", yang pada intinya kaum muslim banyak, tapi mereka tidak memiliki kekuatan apapun karena tidak adanya persatuan yang mengikat mereka, akhirnya kaum muslim tercerai berai seperti hidup masing-masing dan tidak perduli dengan nasib saudaranya sendiri.
Islam memberikan solusi nyata untuk permasalahan yang ada di Palestina, tidak lain dan tidak bukan yaitu dengan jihad dan khilafah. Dengan jihad fii sabilillah maka Palestina bisa terbebas dari penjajahan Zionis Israel.
Dengan tegaknya Islam di bawah kepemimpinan seorang khalifah tidak akan membiarkan saudara muslimnya dibantai habis oleh orang kafir. Ia akan mengirim pasukan untuk membantu negeri muslim yang sedang berperang melawan orang kafir penjajah, hingga akhirnya perang tidak akan berlangsung lama dan para penjajah kafir pun segera pergi dari tanah kaum muslim. Bahkan nasib para perempuan, anak-anak, lansia dan warga sipil akan aman juga terlindungi tanpa takut menjadi korban perang.
Hanya dengan sistem Islam lah terjamin kehidupan yang sejahtera, melindungi dan menjaga masyarakat, termasuk anak-anak di Palestina juga diseluruh dunia. Negara Khilafah yang akan menjadi junnah (perisai) bagi kaum muslim dan mewujudkan persatuan hakiki. Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai." (HR. Bukhori dan Muslim). Dia akan dijadikan perisai yang orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah dan berlaku adil, ia akan mendapat pahala. Namun sebaliknya jika ia memerintahkan yang lain ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.
Hanya dengan penerapan ideologi Islam secara kaffah sebagai sistem negara yang berdaulat dan membawa rahmatlah yang bisa menyelamatkan anak-anak generasi Islam juga semua elemen merasakan berkahnya, dari muslim hingga non muslim di seluruh dunia. Wallahu a'lam bishshowab. (red)