Elitkita.com Bandung-, Ratusan Ormas dan LSM yang tergabung dalam "Sunda Ngahiji" gerudug Bank Bukopin untuk mencari keberadaan oknum debcolector yang telah menghina Suku Sunda, Kamis, 27 Februari 2025
Salah satu perwakilan koordinator dari aksi damai Dasol Koordinator Sunda Ngahiji, kepada awak media menyatakan, saya sebagai rekan dari korban penagihan yang menurut saya itu di luar batas kesopanan, kadang dia nagih jam 1 malam, dan yang terakhir dia bawa-bawa suku dan menghina suku Sunda. Bahwa suku Sunda itu Tai (Jijik). Ucapan itulah yang membuat semua Suku Sunda menjadi marah, dia orang seberang Kalau nggak salah orang Batak orang Medan.
Disini rekan-rekan Beraksi karena merasa Suku Sunda dilecehkan karena dibilang suku Sunda itu tahi (jijik) ada ucapan intimidasi itulah yang membuat rekan-rekan geram kepada oknum debcolector itu," jelasnya Dasol Koordinator Aksi Demo. “Sunda Ngahiji“
Disini suku Sunda bersatu bukan mencari keributan tapi merasa terhina oleh oknum debcolector tersebut dalam hal ini saya wakili suku sunda bukan mewakili ormas/lsm. Kami hadir di sini dari Sundawani, Cepot Motah, Paskibar, Pekat IB, Manggala, Mph, Xtc, Gajah Putih, Bbc, Viper, KHW 88, Paku Padjadjaran, juga dan rekan-rekan yang gak bisa saya Sebutkan satu persatu." Ucapnya.
Yang kami inginkan oknum bersangkutan mengklarifikasi atau datang secara Jentle dan meminta maaf kepada Suku, apabila maksud kami di abaikan kami akan lanjut melakukan aksi demo ini di Polrestabes Bandung dan sekalian membuat pelaporan," tandasnya
Ditempat yang sama Ketua Umum Paguyuban Cepot Motah Tomy menambah, Kami merasa terunggah hati, karena ada bahasa orang Sunda orang Sunda anjing, Tahi(jijik) maka dari itu saya selaku ketua umum Paguyuban Cepot Motah merasa tidak suka dan tidak enak dari kami disini berbagai macam aliansi semua rekan-rekan tergabung dalam "Sunda Ngahiji" di mana teman-teman di sini menyatakan sikap bahwa kami tidak menerima perkataan dari oknum tersebut.
"Kami akan tetap menunggu apabila oknum tetap tidak muncul maka kami akan tetap mencari." Ucapnya
Harapan saya Bandung harus kondusif. Dan orang-orang yang merantau dari luar pulau ke kota Bandung tolong etika etitude, adat harus dijaga, karena kami itu orangnya "Someah Hade ka Semah". Pungkas Tomy Cepot Motah Ko'ordinator Aksi Demo “ Sunda Ngahiji “
Sekretaris Pekat Indonesia Bersatu Kota Bandung Kang Uthonk, saya pribadi sebagai orang sunda sangat tersinggung dengan bahasa yang di ucapkan oleh oknum tersebut yaitu Sunda Wani Kandang (Berani di kandang) Sunda tahi (jijik) secara otomatis membuat geram. Inilah Sunda, jatidiri Sunda, bahwa kita guyub, solid.
"Saya mewakili Keluarga Besar Pekat Indonesia bersatu Kota Bandung menyampaikan, permohonan maaf dari oknum, tapi tidak menutup kemungkinan proses hukum tetap berlanjut, karena ketika berbicara permohonan maaf, tidak menutup kemungkinan ke depannya akan seperti ini lagi," tegasnya.
Begitu juga dari pihak ketiga yaitu PT. Memberikan SK kepada si oknum debcolector." Jelas Kang Unthonk.
Wardaya Ade Sugianto Sekjen DPD Paskibar Kab. Bandung,"dikarenakan kami sebagai warga negara Republik Indonesia, kususnya yang berdarah dari Jawa Barat, kami merasa tersinggung atas perkataan dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satu faktor tersebut kami sebagai warga Jawa Barat yang mewakili Dewan Pimpinan Pusat Paskibar.
"Kami merasa prihatin atas perkataan-perkataan yang tidak elegan perkataan-perkataan yang menyakitkan terhadap hati warga masyarakat Jawa Barat khususnya yang berdarah dan bersuku Sunda. Kami meminta kepada pihak-pihak yang terkait yaitu Bank Bukopin atau pihak ke tiga yaitu PT. Tolonglah Andaikata ada urusan-urusan seperti ini. Tolong orang tersebut diberi pengarahan jangan sampai datang ke Jawa Barat seperti pribahasa "kaki dipijak langit dijunjung" jangan sampai perilaku yang tidak baik dan tidak mengenakan orang Jawa Barat.
Kami perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat Paskibar Jawa Barat merasa terusik dan merasa tidak enak mendengar perkataan perkataan ada tahi (jijik) dan kata-kata anji*g, kami orang muslim yang ada di Jawa Barat merasa tersinggung karena bahasa itu adalah bahasa yang sangat kotor," pungkas Sekjen Paskibar Kab. Bandung.
Benk•Benk