OPINI PUBLIK
Pemerintahan Kota Bandung dengan jumlah penduduk hampir 2, 7 juta orang, jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan hampir mencapai 2, 5 juta, kendaraan motor 1, 5 jutaan sisa mobil dan sejenisnya.
Apalagi tingkat kecelakaan tahun 2024, hampir mencapai 200 orang, kebanyakan terjadi pada kendaraan bermotor. Mungkin saja, faktor jalan yang rusak bolong - bolong, ini sangat mungkin akan terjadi kecelakaan.
Pemerintahan Kota Bandung di pandang kurang adanya keseriusan dalam penataan Kota, hal kecil saja Jalan raya hampir sebagian wilayah Kota Bandung kondisi jalanan sangat di butuhkan perbaikan.
Ironisnya, perbaikan jalan hanya sebatas tambal sulam saja, adapun yang full di perbaiki dari apa yang di rencanakan tidak sesuai dengan RAB RAP yang ada.
Ini salah satu kelemahan Pemerintah daerah dalam hal pegawasan pekerjaan, berharap PUPR Bina Marga lebih serius dalam menjalankan tugas sesuai perencanaan.
Otoritas Pemerintahan Daerah dalam hal ini WALIKOTA dan WAKIL WALIKOTA BANDUNG, lebih banyak turun ke bawah, melihat dan megawasi kinerja Pembantunya serta sudah menjadi kewajiban Pimpinan turun gunung tidak duduk tunggu laporan asal bapak senang.
Banyak PR, masalah yang harus di perbaiki Pemerintahan Kota Bandung. Ambil, contoh saja untuk mengatasi kemacetan jalanan dengan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan luas wilayah Kota Bandung. Walikota Bandung, sepatutnya lebih berfikir ke depan, banyak investor - investor yang minat dengan Pembagunan Kota baik inprastruktur maupun alat transportasi berupa kereta monorel yang dapat meng efesiensikan kemacetan.
Dilihat, kelebihanya dan ke untunganya dengan menggunakan transportasi di atas baik monorel maupun LRT. Dari segi kenyamanan dan keamanan sangat terjamin, adapun rute yang dapat di pergunakan, melewati akses - akses daerah perkantoran, ekonomi dan akses pariwisata.
Sebagai Pegamat Kebijakan Publik dan Politik dari hasil analisis dilapangan, sangat tepat sasaran, bahwa Walikota megambil Kebijakan untuk bekerjasama dengan para investor dalam pembagunan lebih maju dan moderen.
Melihat dari hari ke hari, jumlah angkutan kendaraan sangat terus bertambah, kalaupun Pemerintah Daerah megeluarkan Perwal, tentang Pegurangan kendaraan atau di batasi hal ini langkah bagus tuk di realisasikan.
Jika pun tidak dengan adanya alat transportasi baik monorel maupun LRT, masyarakat akan memilih tranportasi yang aman, nyaman dan tidak berhadapan dengan kemacetan.
Tentunya penguna kendaraan sebagai akan berarih ke transportasi di atas, lebih murah dan aman nyaman. Hal ini yang harus di bahas Pemerintah Daerah, agar Kota Bandung metro politan sesuai dengan nama yang ada.
Satu saja dapat terwujud tingkat kemacetan dan kesemerawutan tidak akan terjadi lagi di Kota Bandung, jika Walikota mengambil Kebijakan untuk bekerjasama dengan investor sesuai tingkat ke ahlianya.
Banyak investor - investor yang bisa mentelesaikan masalah Kota Bandung, lebih tertata dan estetika lebih indah di pandang mata, termasuk kesemerawutan cara pemasangan kabel dari berbagai ke butuhkan tidak sesuai dengan estetika. Hal ini, perlu dirubah totalitas dan di tempatkan di bawah pingir jalan dan tidak menggangu para pengguna jalan. Atau, lebih di kenal Dakting. "Ini lebih efesiensi dan aman, nyaman". Masyarakat tidak akan melihat lagi kabel - kabel bergelantungan, kalau kata Sunda mah pabelit alias pakusut. Contohnya, sudah ada di area jalan Kota yang sudah berjalan.
Semoga saja ini menjadi catatan penting, dalam hal penataan Kota lebih indah dan beretika dan estetik pemandangan Kota Bandung. Semoga Walikota, lebih memperhatikan harapan ke inginan masyarakat yang berguna bagi kemaslahatan umat manusia.
Editor Toni Mardiana S. Ikom.
Oleh : R. Wempy Syamkarya
(PENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK DAN POLITIK)