OPINI PUBLIK
Sungguh miris ketika melihat kondisi pasien yang tergeletak di ruang IGD RS Cibabat, apa yang terjadi disana mengundang iba terutama dari segi kemanusiaan. Dari kejadian itu mari kita merenung sejenak sebagai warga negara yang di lindungi undang - undang, kita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah. Pelayanan tersebut secara teoritis memang benar, tetapi dalam kenyataannya jauh dari kata benar.
Coba anda bayangkan orang yang butuh penanganan terbengkalai di ruang IGD, karena tidak ada tempat lagi. Ketika keluarga pasien bertanya kepada salah satu staf, terkait ketersediaan ruangan. Mereka menjawab "Penuh Pa", kata seorang staf RS Cibabat. Sebagai masyarakat awam, kita malah bertanya tanya, apakah betul apa yang dikatakan staf tersebut ?, kemungkinan muncul dibenak pikiran keluarga pasien, apakah yang dikatakan staf tersebut nyata atau hanya bualan semata ?, beranikah mereka mengatakan" ruangan penuh" apabila yang datang dari keluarga kaya raya, punya jabatan strategis ?, menurut pandangan saya mereka pasti akan mengusahakannya meskipun penuh. Disini kita bisa melihat betapa adanya kesenjangan perlakuan antara masyarakat ekonomi lemah sama yang kuat, itulah realita yang harus kita terima. Jadi semua itu kembali kepada niat baik pemerintah beserta jajarannya khususnya RS Cibabat untuk melayani pasien secara adil, pertanyaan yang sering keluar dari mulut pasien sebagian besar menganggap ruangan penuh itu cuma omong kosong saja. Pada kenyataannya kita semua tidak tahu, hanya Tuhan lah yang tahu.
Selayaknya kalau memang benar adanya ruangan - ruangan tersebut penuh yang begitu luas dan bertingkat, coba tunjukkan data pasien yang memang menempati ruangan tersebut, di era digital saat ini tidak sulit untuk mengakses data, alangkah baiknya pihak rumah sakit pasang display di ruang IGD yang bisa mengakses data ketersediaan ruangan, sehingga tidak ada perdebatan antara pihak keluarga pasien dan staf dari rumah sakit.
Adapun pusat informasi di rasa kurang berfungsi efisien, karena pada kenyataannya begitu pasien datang langsung di bawa ke ruang IGD dan jarang yang menuju ruang informasi. Mau sampai kapan masyarakat dibuat sistem yang rumit, dalihnya SOP, bukannya penanganan menyelamatkan nyawa yang diperhatikan.
Terkait SOP, memang kita harus mengikuti apa yang diatur oleh RS Cibabat akan tetapi keselamatan nyawa pasien lebih dari segalanya. Apakah pihak RS Cibabat merasa rugi waktu atau tenaga untuk menangani pasien ?, bangun...bangun...bangun kalian pun punya keluarga yang sewaktu-waktu akan mengalami sakit juga, bagaimana rasanya kalau keluarga anda di perlakukan seperti itu ?, teringat akan Janji Kepala Daerah maupun Anggota Dewan yang terhormat, mereka akan membela masyarakat, terutama masyarakat kecil menengah kebawah yang membutuhkan bantuan. apa yang terjadi sekarang ini, apakah mereka mendengar keluhan masyarakat yang ada di wilayah hukum kerja-nya ?, kalau demikian adanya masyarakat siap menggugat, harus kemana lagi mereka mengadu ?, adakah keinginan pihak pemerintah khususnya RS Cibabat untuk meringankan beban penderitaan masyarakat yang sakit ?, kita tunggu saja apa tindakan yang akan di lakukan semoga bisa berubah ke arah yang lebih baik kita do'a kan saja.
Editor Toni Mardiana.
Oleh : Mochammad Sholeh S.Sos.